Denhag-Aplikasi pengiriman pesan WhatsApp dituduh melanggar privasi. Pengembang
aplikasi ini diam-diam menyimpan nomor kontak pelanggannya.
Temuan tersebut merupakan hasil investigasi bersama komisi privasi Kanada
(OPC) dan otoritas data Belanda (CBP). Kedua lembaga mulai mencurigai pencurian
data ini setelah merunut cara pakai aplikasi. Agar bisa menggunakan WhatsApp,
pengguna harus membuka akses nomor kontak pada buku telepon. Pembukaan akses
membuat aplikasi bisa membaca semua nomor kontak pengguna, termasuk nomor
telepon pelanggan yang tak memakai WhatsApp. Nomor-nomor ini direkam ke dalam
server perusahaan.
"Nomor bukan pengguna WhatsApp direkam dan tak dihapus," ujar lembaga
perlindungan privasi ini dalam siaran pers, Selasa, 29 Januari 2013.
Pembacaan nomor kontak dilakukan pengembang tanpa sepengetahuan pengguna.
Menurut keterangan pers tersebut, hanya aplikasi yang terpasang pada sistem
operasi iOS 6 yang memberikan pilihan kepada pengguna apakah mengizinkan
WhatsApp mengimpor nomor kontak bukan pengguna ke server. WhatsApp sendiri
dipakai oleh ratusan juta pengguna perangkat bergerak dengan sistem operasi
Android, Windows Phone, Blackberry dan Symbian.
Menurut hukum Kanada dan Belanda, perekaman nomor bukan pengguna oleh
pengembang merupakan pelanggaran privasi. "Seharusnya pengguna dan bukan
pengguna diberi pilihan untuk membagi data kepada server," kata mereka.
Investigasi juga menemukan kelemahan lain pada aplikasi yang dikembangkan
WhatsApp Inc. yang berbasis di California, Amerika Serikat, ini. Ketika
inviestigasi dimulai tahun lalu, komunikasi antara dua pengguna disampaikan
tanpa disandikan. Akibatnya, ketika pengguna berkirim pesan lewat jaringan wifi
tak terproteksi, setiap kata yang mereka kirim bisa dibaca oleh peretas.
Beruntung, WhatsApp sudah menambal celah keamanan ini pada September 2012.
Menindaklanjuti temuan ini, komisi privasi asal Belanda belum memutuskan
apakah akan menegakkan sanksi kepada WhatsApp Inc. Di Kanada, Komisi melakukan
pertemuan intensif dengan pengembang aplikasi dan menilai perusahaan sudah
berupaya menutup bolong ini.
"Ada perbaikan namun permasalahan ini harus terus dicermati," ujar mereka.